salju

Senin, 11 November 2013

Biologi " Sistem Endokrin "

Sistem Endokrin pada Manusia


Sistem endokrin adalah sistem yang terdiri atas kelenjar dan jaringan yang menghasilkan hormone. Hormone merupakan senyawa imia yang di hasilkan oleh satu bagian tubuh yang memengaruhi aktivitas kelenjar atau jaringan yang lain, misalnya metabolism sel, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, tingkah laku, dan homeostasis.

     1.     Klasifikasi Hormon

Ada dua kelompok hormone, yaitu hormon peptida ( terdiri atas hormone protein, hormon glikoprotein hormon modifiasi asam amino) dan hormon steroid.

     2.     Macam – Macam Jaringan dan Kelenjar penyusun Sistem Endokrin

A.     KELENJAR HIPOFISE


Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus.
1)      Lobus anterior (adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi :an semua organ endokrin yang lain.
ü  Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.
ü  Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin.
ü  Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler jar suprarenal.
ü  Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan sper­matozoa dalam testis.
ü  Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam ovarium dan tes­tosteron dalam testis. Interstitial Cell Stimulating Hor­mone (ICSH).

2)      Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2 jenis hormon  :

ü Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
ü Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluar­kan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise ter­letak di dasar tengkorak, di dalam foss hipofise tulang spenoid.
B.     KELENJAR SUPRA RENALIS / ADRENAL



Kelenjer suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
1.      Bagian luar yang berwarna kekuningan yang mengha­silkan kortisol yang disebut korteks.
2.      Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin).
Pada insufiesiensi adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus dan nampak sakit paling lemah, terutama karenatidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium dalam jumlah terlampau banyak, pe­nyakit ini diobati dengan kortison.
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari  ;
1.      Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan garam­garam.
2.      Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
3.      Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.
Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiper­fungsi. Kelainan-kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan ge­jala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertum­buhan seks sekunder.

Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari :
1)      Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.
2)      Relaksasi bronkus.

Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehing­ga berguna untuk mengurangi perdarahan pada operasi kecil.
C.     KELENJAR TIROID



Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melin­tasi trakea di sebelah depan.Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring.Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat mempro­duksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur per­tukaran zat / metabolisme dalam tubuh dan mengatur per­tumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, disa­tukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang me­ngandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.
Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:

1)      Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
2)      Mengatur penggunaan oksidasi.
3)      Mengatur pengeluaran karbondioksida.
4)      Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
5)       Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
D.     KELENJAR PARATIROID


Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bedumlah 4 buah yang tersusun ber­pasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah.
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang ber­fungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh.

Fungsi paratiroid :

1)      Mengatur metabolisme fospor.
2)      Mengatur kadar kalsium darah.
Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Hiper­fungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan seperti; Kele­mahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga dalam urin, dekol­sifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patch tulang spontan.
Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar paratiroid.
E.      KELENJAR LANGERHANS


Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lum­balis I dan II terdiri dari sel-sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin.
Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicer­nakan oleh enzim-enzim pencernaan protein.
1)      Fungsi hormon insulin
Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.
2)      Pulau langerhans
Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian kedua pankreas.
Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.
Fungsi kepulauan langerhans; Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, rnenghambat sek­resi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta meng­nambat sekresi glikogen.
F.      KELENJAR TIMUS



Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan­beratnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
1)      Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus ber­fungsi sebagai berikut;Mengaktifkan pertumbuhan badan.
2)      Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin. 
G.     KELENJAR PINEALIS (EPIFISE)


Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel ber­bentuk kecil merah seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.
H.     KELENJAR KELAMIN
1)      Kelenjar testika. Terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan hormon testosteron. Fungsi hormon testosteron. Menentukan sifat kejan­tanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
2)      Kelenjar ovarika. Terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Menghasilkan hormon progesteron clan estrogen, hor­mon ini dapat mempengaruhi pekerjaan uterus serta mem­berikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.
3.     Mekanisme Aksi Hormon
Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja seperti di atas :
Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses metabolism tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat penting bagi sel untuk memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya, antara alin pergerakan ameba dan mitosis sel.
Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas metabolisme DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.
Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Merupakan hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon tersebut sangat musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel sasaran.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.
4.     Penyakit Pada Sistem Endokrin

Ada banyak penyakit sistem endokrin yang diakibatkan oleh gangguan pada sistem yang komplek ini. Di antara penyakit-penyakit yang sudah polpuler antara lain:
A.    Gangguan pertumbuhan, seseorang yang kelebihan hormon pertumbuhan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pada anak-anak kelebihan hormon pertumbuhan disebut gigantisme dan pada orang dewasa disebut ackromegali. Sebaliknya, bila anak-anak mengalami kekurangan hormon, ia akan mengalami kekerdilan.
B.     Hyperprolactinemia, sekresi prolaktin yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan produksi/keluarnya air susu ibu (galactoorhea) meski tidak mengandung atau tidak menstruasi (amemorrhea).
C.     Kegagalan fungsi gonad (hypogonadisme, akibat kekurangan sekresi Hormon Peluteinan (LH) dan Hormon Perangsang Folikel (FSH). Keadaan ini biasanya sering dialami pria, yakni berupa kegagalan menghasilkan jumlah sperma yang normal.
D.    Penyakit tiroid, hormon tiroid yang berlebihan sebagai hasil dari kelenjar tiroid yang terlalu aktif disebut hyperthyroidisme. Hal ini akan menyebabkan badan meningkatkan keadaan metabolik yang naik. Kondisi ini akan mengabkibatkan banyak sistem dalam tubuh mengembangkan fungsi yang tidak normal. Hypothyroidisme adalah kondisi di mana hormon tiroid kurang disekresi dari kelenjar tiroid yang kurang aktif. Hal ini akan melambatkan proses-proses dalam tubuh dan mungkin mengakibatkan kepenatan, denyut jantung lemah, kulit menjadi kering, berat badan meningkat, dan sembelit. Pada anak-anak, penyakit ini menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan telatnya masa balig.

E.     Penyakit kencing manis, Penyakit kecing manis ada dua. Jenis pertama terjadi apabila pankreas gagal menghasilkan insulin yang mencukupi. Sementara, jenis kedua terjadi akibat badan tidak mampu merespon insulin dengan normal. Penyakit kencing manis ini bisa menyebabkan gagal ginjal, neuropathy dan kerusakan saraf, kebutaan, amputasi kaki, sakit jantung, serta stroke.
F.    Osteoporosis, terjadi baik pada wanita maupun laki-laki. Ini terjadi bila struktur tulang menjadi semakin lemah dan kelihatan seperti retak atau patah. Banyak faktor penyebabnya, termasuk kekurangan hormon estrogen pada masa menopaus wanita, atau kekurangan hormon tetosteron pada laki-laki seiring bertambahnya usia.

G.   Sindrom Ovari Polisistik, PholycysticOvary Syndrome (PCOS) adalah penyakit endokrin yang menyerang lebih kurang 5% jumlah wanita. Wanita yang mengalami PCOS ini menghasilkan jumlah hormon seks lelaki (endogren) yang berlebihan. Hal ini bisa menghalangi proses ovulasi dan menyebabkan ketidaksuburan. Para penderita PCOS mungkin mengalami gangguan menstruasi atau malah tidak menstruasi, tidak subur, rambut yang tumbuh berlebihan. Penyakit ini bisa mengakibatkan gangguan kesehatan jangka panjang pada wanita.

H.    Menopause, yakni masa perubahan badan di mana level estrogen, testosteron, dan progesteron semakin berkurang dan akhirnya sama sekali berhenti produksi. Kekurangan estrogen menyebabkan badan terasa panas, berpeluh, emosi tidak stabil, murung, vagina kering, urin terganggu, hilang konsentrasi, dsb. Ada banyak risiko jangka panjang yang bisa terjadi seperti penyakit kardiovaskular meningkat, kegemukan, perubahan tingkat kolesterol, risiko osteoporosis meningkat, penyakit Alzhiemer, dsb.
I.      Diabetes insipidus, penyakit diakibatkan oleh kekurangan hormon antidiuresis. Masalah ini timbul akibat rusaknya tangkai pituitari atau kelenjar pituitari posterior. Penderita yang mengidap diabetes insipidus ini selalu merasa dahaga dan sering kencing.


J.     Ketidakcukupan Adrenal atau penyakit Addison, yakni akibat rusaknya fungsi korteks adrenal dan secara langsung mengakibatkan kekurangan pengeluaran/sekresi hormon kortikosteroid adrenal. Gejala-gejalanya antara lain; badan lemah, penat, loyo, kekurangan/turunnya berat badan, murung, lesu, muntah-muntah, anoreksia, dan hiperpigmentasi.

K.    Sindrom Cushing, yakni keadaan akibat hipersekresi [perembesan yang berlebih] glukokortikoid dari korteks adrenal. Gejalanya antara lain termasuk kegemukan, gagal pertumbuhan, lemah otot, kulit mudah lebam, jerawat, tekanan darah tinggi, dan perubahan psikologis.

untuk lebih jelasnya, silahkan lihat video berikut.




0 komentar:

Posting Komentar